Bengkalis:Riaunet.com~Budidaya tanaman kayu hutan lokal propinsi riau yg menjanjikan mampu menghasilkan uang per hektar kurang lebih Rp 3,5 Miliyar.
Dengan jumlah tanam per Ha 18,430 batang, usia panen penjarangan 5 tahun sebanyak 16,942 batang,sisa untuk pembesaran sebanyak 1,488 batang dipanen pada usia 12 tahun.
Pada titik penebangan panen penjarangan ditanam kembali sebanyak 16,942 batang, kemudian lima tahun kedepan dilakukan panen penjarangan sebanyak 16,942 batang.
Pada Jum'at (06/07/2018), Sholihi pemilik lahan dan tanaman kayu hutan lokal mengatakan "Sesungguhnya kemampuan kayu gerunggang berpotensi mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut, hal itu terbukti sekitar tahun 1980 kebelakang wilayah riau masih hijau dihiasi kayu hutan jenis gerunggang, suntai,meranti dan bintangur riau tidak pernah dilanda musibah kebakaran hutan dan lahan, oleh karena kemampuan kayu-kayu tersebut mengikat dan menyimpan air mencipta gubah-gubah gambut sehingga lahan/tanah senantiasa dalan keadaan basah." ungkapnya.
Selanjutnya juga pada tahun-tahun 1980 tertua-tertua kita membuka lahan dgn cara menebang kayu hutan hingga belasan hektar ditengah-tengah kawasan hutan, kemudian setelah beberapa bulan kemudian kayu-kayu hutan yang ditebang mengering oleh tertua-tertua kita dilakukan pembakaran sehingga menjadi kebun, namun faktanya sekitar hutan atau sekitar lahan yang dibakar oleh tertua-tertua kita, api tidak menjalar ke kawasan hutan sempadan lahan oleh karena kondisi tanah gambut pada kawasan hutan senangtiasa dalam keadaan basah atau berair, fakta tersebutlah membuktikan bawa kayu gerunggang dan kayu hutan lokal lainya mampu mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Mari kita hijaukan kembali riau seperti dulu untuk kita dan anak cucu kita, kalau bukan kita siapa lagi. Tutup Sholihi. (Rom)
